Robot Wikraluga(pendeteksi ranjau laut)

robot bawah air pendeteksi ranjau laut bernama Wikraluga, tim Banyubramanta ITS berjaya mendapatkan juara satu untuk subtema Technology, Human, Environment. Lomba tersebut secara keseluruhan digelar secara online(daring).

Reza Maliki Akbar AMd ST, Koordinator Tim Banyubramanta ITS, mengungkapkan bahwa Wikraluga adalah robot bawah air yang digunakan untuk mendeteksi serta membersihkan lautan dari keberadaan ranjau. Ranjau tersebut merupakan bekas dari peperangan yang terjadi di perairan Indonesia pada masa lalu. “Keberadaan ranjau berbahaya pada perairan Indonesia karena bisa merusak biota laut, para nelayan, dan serta kapal kargo dan penumpang”papar Maliki.

Keberadaan ranjau apung, lanjut laki-laki kelahiran 1995 ini, tersebar di laut wilayah Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Kalimantan, dan paling banyak pada laut di wilayah Pulau Jawa, Ranjau apung teresebut sendiri biasa terdapat pada perairan air dangkal dengan kedalaman tiga meter.  Pendeteksian ranjau apung oleh robot bawah air Wikraluga tersebut dilakukan oleh sensor sonar yang menangkap sinyal keberadaan benda asing.

Setelah pendeteksian, Maliki mengungkapkan bahwa robot Wikraluga akan mengidentifikasi lebih lanjut dengan kamera beresolusi 12 mp yang dibantu penerangan oleh senter selam. Apabila objek benar berupa ranjau, maka inductive proximity sensor dapat bekerja untuk mendeteksi keberadaan detonator atau komponen yang menyebabkan ledakan. “Detonator dicabut dengan gripper, kemudian rantai ranjau apung akan dipotong dan ranjau digiring oleh robot ke tepi pantai”ungkapnya.

Menurut Maliki, tepi pantai merupakan lokasi yang tepat untuk meledakkan ranjau, Alasan tersebut didasari karena pasir pantai bisa meredam ledakan dari ranjau. “Tidak sembarang tepi lokasi peledakan tersebut akan memilih di tempat yang tidak ramai orang” ujarnya.

Maliki mengaku bahwa robot Wikraluga tersebut merupakan terobosan yang tepat, mengingat di Indonesia sendiri masih menggunakan cara manual untuk mendeteksi ranjau di lautan, Cara tersebut yaitu dengan menggunakan kapal dan manusia untuk menjinakkan ranjau secara langsung. Keberadaan robot Wikraluga akan menggantikan manusia, sehingga meminimalisir risiko kecelakaan penyelam saat gagal penjinakan ranjau yang berujung dengan terjadinya ledakan.

Maliki juga mengklaim bahwa penggunaan robot Wikraluga dapat menekan biaya pengeluaran, karena tidak perlu mengerahkan kapal yang besar hanya untuk mendeteksi ranjau tersebut, Robot Wikraluga yang memiliki dimensi yang cukup kecil, yakini 49,5 x 37,5 x 15 centimeter ini, dapat dimanfaatkan juga oleh siapapun mulai dari nelayan hingga para komunitas kelautan yang ingin menjelajah laut dengan rasa aman.

Tidak hanya penggunaan skala kecil, Maliki memaparkan robot Wikraluga tersebut memiliki target spesifik yakini Kementerian Pertahanan (Kemenhan), TNI AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kelautan, “Kami berharap robot tersebut dapat membantu tugas pemerintah dalam membuat perairan Indonesia merupakan tempat yang aman untuk semua makhluk hidup,” harapan Maliki.

Tidak puas hanya dengan prototipe, tim yang dikomandoi secara teknis oleh Afrizal Pradana Firmansyah, mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS ini, ke depannya akan merealisasikan robot Wikraluga untukbisat diaplikasikan secara nyata di lautan. Pengembangannya akan diteruskan hingga menjadi AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang lengkap dengan image processing dan database karakteristik dari semua tipe ranjau yang ada di lautan Indonesia.

Melalui pencapaian pada ajang tersebut, Tim Banyubramanta ITS berharap momen tersebut dapat menjadi batu loncatan untuk dapat lebih menorehkan pencapaian di ajang selanjutnya. Tercatat bahwa kemenangan ini adalah prestasi yang ke empat sejak dua tahun tim robot tersebut dibentuk. “Kami harap kepada Robot Wikraluga ini dapat menjadi sorotan dan serta menjadi ikon produk dari Tim Banyubramanta ITS yang memiliki nilai manfaat bagi bangsa,” ungkap Maliki penuh keyakinan.

kursus robotik: sariteknologi

Comments